Selamat Datang di Portal Pendidikan

BERAWAL DARI MENULIS

Oleh : Salmizan*
Bagi kebanyakan orang , mendengar kata menulis,  akan mengingatkan pada suatu kegiatan yang ribed dan tidak menyenangkan. Padahal, kegiatan menulis yang kita maksud adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain  melalui bahasa tulis. Kegiatan menulis kita sederhanakan seperti  kegiatan   membaca, berbicara,  mendengar, dan bahkan kegiatan sehari-hari seperti memasak.
Hasil kegiatan menulis pun jangan terlampau ditarget pada jenis tulisan yang terlampau “menakutkan”, misalnya jenis penelitian, buku, dan novel. Jenis tulisan yang disebutkan tadi merupakan produk dari para penulis yang relatif sudah berpengalaman. Untuk merangsang dan membudayakan menulis dikalangan masyarakat, terutama pelajar, kita sederhanakan pada jenis tulisan yang merupakan curahan isi hati atau pengalaman hidup sehari-hari. Misalnya, bentuk ringkasan dari hasil membaca sebuah buku, beberapa baris puisi yang berisi cita-cita, atau satu halaman tulisan yang menyajikan resep membuat masakan khas daerah tertentu.
Kebiasaan menulis  –sesederhana apapun hasil tulisan tersebut- akan merangsang dan memaksa meningkatkan keterampilan berbahasa yang lain, seperti mendengar, berbicara, dan membaca.
1        Menulis Memaksimalkan Keterampilan Mendengar
Orang yang sudah terbiasa menulis akan sangat menghargai setiap informasi, termasuk informasi yang berasal dari yang didengar. Bahkan, bagi orang tertentu, selalu membawa catatan pada saat mengikuti sebuah acara agar ia dapat mencatat informasi yang bermanfaat. Rasanya, tidak ada informasi penting yang terlewat karena selalu disimak atau didengarnya dengan baik. Pada kegiatan menyimak atau mendengar di sebuah acara –misalnya acara rapat- setiap peserta memiliki kesempatan yang sama, sumber informasi yang sama. Namun, hanya peserta yang berkonsentrasi penuh  yang mampu mengambil banyak informasi dari kegiatan tersebut, dan itu dimiliki oleh orang yang sudah terbiasa mengungkapkan gagasan dalam bentuk tulisan.
2        Menulis Meningkatkan Keterampilan Membaca
Ada kalimat nsihat yang sering kita dengar dalam kehidupan bermasyarakat, “Seseorang memberi karena memiliki”. Tidaklah bijak seseorang  memberi nasihat kepada orang lain sementara dirinya jauh dari kehidupan moral yang terpuji. Guru bisa mengajarkan pengetahuan kepada murid-muridnya karena ia menguasai ilmu. Demikian juga, seorang penulis akan semakin produktif  karena penulis selalu mengisi hari-harinya dengan banyak membaca. Satu atau dua halaman tulisan yang kita siapkan seperti ini, sesungguhnya merupakan tumpahan pengalaman membaca dari banyak halaman. 
Kegiatan membaca merupakan “cara paksa” agar seseorang sering memanfaatkan otaknya untuk berpikir secara maksimal.  Untuk memahami jalan cerita sebuah  film (video) tidak dibutuhkan konsentrasi 100 persen, seseorang dapat bercerita detail tentang cerita film tersebut. Namum berbeda dengan kegiatan membaca, butuh konsentrasi tinggi agar pembaca mampu menangkap pesan yang terkandung dalam teks. Tradisi memanfaatkan otak secara maksimal (konsentrasi tinggi) telah terbiasa dilakukan oleh orang-orang yang mau menggoreskan pena, menghasilkan tulisan, meskipun itu hanya berupa catatn kecil atau sekedar meringkas isi bacaan. Terlebih bagi seseorang yang sudah terkatagori sebagai penulis profesional, tentu telah terlatih untuk berkonsentrasi dan memikirkan konsep-konsep yang jauh lebih rumit.

3        Menulis Melejitkan  Keterampilan Berbicara
Karakter bahasa tulis adalah sistematis. Hal ini harus dimengerti karena apa yang ditulis oleh seorang penulis adalah hasil seleksi terhadap apa-apa yang ia pikirkan. Tidak setiap lintasan-lintasan pikiran yang ada di otak seseorang kemudian digoreskan dalam bentuk tulisan. Karena seorang penulis harus memilih, memilah, dan memutuskan ide atau gagasan yang hendak ditulis, proses membiasakan berpikir sistematis dan logis selalu terjaga.
Keterampilan berbicara –terutama dalam forum resmi, seperti pidato, ceramah, atau berpendapat dalam acara rapat- adalah hanya persoalan mengubah media penyampai pesan, dari bahasa tulis ke bahasa lisan. Seseorang yang sudah terbiasa mencurahkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan akan terhindar dari kebiasaan atau gaya berbicara yang tidak sistematis apalagi tidak logis. Penyampai pesan secara lisan yang lancar, sistematis, logis merupakan salah satu indikator pembicara yang baik. Ini pun dapat dilakukan oleh orang-orang yang sudah terbiasa menulis.
Budaya menulis akan meningkatkan  kualitas hidup seseorang, terutama pada keterampilan mendengar, membaca, dan berbicara. Tentu banyak aspek –misalnya intelektual seseorang- dapat turut serta  meningkat jika  menulis sudah menjadi budaya masyarakat kita. Bukankah taraf hidup seseorang lebih banyak diantar oleh intelektual?

* Penulis adalah  SMAN 1 Cipari, Cilacap


Share this post :

1 comment:

Statistik Blog

Pengumuman

Pengumuman
 
di Share Oleh : Bambang Setiawan | Wong Matematika | sman 1 Cipari
Copyright © 2015. SMAN 1 CIPARI - All Rights Reserved
Template by Wong Pacitan Modified by MR-BeBe
Proudly powered by Blogger