Selamat Datang di Portal Pendidikan

Jantung tak berdetak tak selalu berarti mati


Jika seseorang mengalami suatu trauma atau mungkin gangguan suatu penyakit, ada peluang jantungnya berhenti berdetak. Hal ini tidak selalu berarti orang tersebut telah mati. Tetapi jika henti jantung tersebut dibiarkan tanpa pertolongan, maka kematian memang akan segera menjelang.
Apabila jantung seseorang berhenti berdetak, maka aliran darah yang mensuplai kebutuhan zat makanan dan oksigen ke seluruh tubuh akan berhenti. Akibatnya sel-sel tubuh kekurangan makanan dan oksigen. Kekurangan oksigen dapat menyebabkan kematian jaringan. Jaringan yang paling rawan mengalami kerusakan karena kekurangan oksigen adalah otak. Otak merupakan organ yang mengatur berbagai fungsi vital organ tubuh yang lain. Oleh karena itu kerusakan jaringan otak dapat menimbulkan ketidak berfungsian organ tubuh yang sebenarnya masih normal. misalnya menjadi lumpuh, bisu, tuli, buta atau yang lainnya .  Jadi henti jantung perlu ditolong sesegera mungkin.
Henti jantung ditolong dengan memberikan denyut jantung buatan. Letakkan telapak tangan pada ulu hati lalu lakukan hentakan menekan kira-kira sekali dalam satu detik. Posisi memberikan hentakan hendaknya dijaga seperti pada gambar agar hentakan yang diberikan tidak terlalu keras yang justru dapat menyebabkan kerusakan jantung atau jaringan tubuh yang lain. Pertolongan ini diberikan secara terus menerus sambil penderita diangkut ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan dari tenaga medis.
Henti jantung kadang disertai henti nafas, oleh karena itu kita perlu pula memberikan pertolongan dengan nafas buatan. biasanya kombinasi pertolongan henti jantung dan henti jantung dilakukan dengan lima atau tujuh kali hentakan jantung disela dengan pemberian pernafasan buatan dua kali tiupan. Mula-mula pastikan jalan nafas lewat mulut terbuka dengan sedikit meninggikan bagian leher. Sumbatlah hidung korban. Tariklah nafas dalam-dalam lalu tiupkan mulut korban hingga dada naik dan perut menggelembung. Hentikan peniupan sehingga udara keluar kembali dari paru-paru. Agar pemberi pertolongan tidak lelah, sebaiknya pertolongan dilakukan secara tim. Bila sampai tiga puluh menit korban belum berhasil ditolong dan tenaga medispun tak ditemukan barulah anda boleh menyerah dalam memberikan pertolongan.
Pada saat anda menolong perlu pula diperhatikan keselamatan penolong agar tidak tertular penyakit dari korban. (by. darto, S.Pd.)
Share this post :

Post a Comment

Statistik Blog

Pengumuman

Pengumuman
 
di Share Oleh : Bambang Setiawan | Wong Matematika | sman 1 Cipari
Copyright © 2015. SMAN 1 CIPARI - All Rights Reserved
Template by Wong Pacitan Modified by MR-BeBe
Proudly powered by Blogger